Harry Kane mati kutu

Akhirnya Tottenham Hotspur harus mengakui kehebatan Liverpool usai dikalahkan dalam partai final Liga Champions dengan skor akhir 2 gol tanpa balas untuk The Reds. Pada laga ini Pochettino memainkan striker kesayangannya Harry Kane yang sudah absen sejak april lalu. Sayangnya pada laga ini Kane mati kutu dan tidak bisa berbuat banyak untuk Spurs.

Kane yang absen sejak April lalu atau dua bulan cedera ligamen engkel saat melawan Manchester City diajang yang sama babak perempat final Liga Champions. Absennya Kane rupanya tidak berpengaruh banyak kepada perfoma Tottenham karena Spurs berhasil mencapai partai final musim ini.

Akan tetapi mimpi Spurs untuk menjuarai Liga Champions tampaknya masih jauh dari harapan, mereka dengan mudah tumbang pada partai final melawan rival mereka yang tak asing lagi, The Reds.

Tampil difinal jelas menjadi impian semua pemain termasuk Harry Kane yang sudah dua bulan absen tidak bermain. Parahnya lagi pelatih Tottenham, Pochettino memberikan izin dan memainkan Kane melawan Liverpool.

Baliknya sang kapten dan dirinya yang adalah salah satu striker paling subur di Liga Primer dan timnas Inggris diharapkan dapat membangkitkan semangat dan moral tim yang sudah bermain sejauh ini dan tinggal menyelesaikan laga terakhir mereka dan pulang dengan terhormat ke Inggris.

Pochettino yang sudah lama menukangi Tottenham harusnya lebih tahu kondisi Kane dan bisa membuat keputusan yang lebih bijak. Pada akhirnya pelatih asal Argentina ini memilih berjudi dengan memainkan Harry Kane dan memainkannya sebagai starter.

Kane memang tidak bisa dianggap enteng dan bisa saja menjadi pemain yang sangat menentukan dilaga seperti ini apalagi Kane memiliki pengalaman yang cukup melawan Liverpool dan laga – laga besar.

Kane mati kutu dibuat bek The Reds

Sayangnya pemain asli Inggris, Harry Kane malah memberikan perfoma yang buruk dan tidak bisa berbuat apapun untuk membantu timnya pada laga final tersebut. Penjagaan ketat dari Virgil van Dijk serta Joel Matip membuat ruang gerak Kane tertutup rapat.

Perfoma Kane dibandingkan dengan Lucas Moura yang berhasil membawa Tottenham kefinal berkat hattricknya melawan Ajax bahkan lebih baik, meski pada akhirnya Lucas digantikan.

Kane sepanjang laga hanya mampu melepaskan 1 tembakan saja. Angka tersebut kalah oleh Lucas Moura yang bisa melepaskan 2 tembakan dari 25 menit permainannya.

Bahkan Kane hanya mampu melepaskan 11 umpan dan menyentuh bola sebanyak 26 kali. Itupun lebih banyak didaerah permainan sendiri. Catatan Kane adalah yang terburuk daripada semua pemain Spurs lainnya.

Catatan positif Kane pada laga ini hanya pada saat berduel, Kane terlibat 12 kali duel dengan Van Dijk dan Matip dan 6 duel tersebut dimenangkan oleh Kane. Catatan buruk ini jelas membuat Kane malu diruang ganti dan Pochettino bisa saja dipecat musim ini.

“Ini bukan sebuah drama, ini adalah sebuah keputusan,” ujar Pochettino usai pertandingan dilansir Sky Sports.

“Bagi saya Harry Kane, setelah satu setengah bulan, dia menyudahi permainan dengan segar. Dia memang tidak mencetak gol tapi keputusan saya sangat analitis, dengan seluruh informasinya. Saya tidak menyesal.”

Dengan kegagalan ini Tottenham kembali harus nirgelar. Terakhir kali Spurs mengagkat trofi juara adalah ketika memenangi Piala Liga 2007/08.